Di Agropress kali ini saya akan membagikan sedikit salah satu bagian dari buku yang baru saja saya baca. Bagian ini membahas mengenai pubertas dan produksi semen pada ternak.
Dalam bab ini dijelaskan bahwa pubertas merupakan batasan umur atau waktu ternak baik jantan maupun betina secara fisik dan fisiologis siap untuk melakukan perkawinan dan berkembangbiak. Tanda-tanda pubertas pada ternak jantan memang secara fisik tidak kelihatan jelas namun pada ternak betina ditandai dengan terjadinya ovulasi atau birahi dengan ciri umum terjadi pembengkakan dan keluar lendir dari vulva (saluran reproduksi betina bagian luar), ternak gelisah, dan tidak berontak saat dinaiki ternak jantan.
A. Pubertas pada Ternak Betina
Sebelum pubertas, saluran dan organ reproduksi pada ternak pelahan-lahan mengalami pertambahan ukuran walau secara fisiologis belum berfungsi. Perkembangan dan pertumbuhan tubuh ternak sangat penting bagi perkembangan fungsi kelamin ternak betina. Apabila suatu umur atau bobot tubuh tertentu sudah dicapai maka ternak betina akan mengalami birahi dan ovulasi.
Apabila diamati pada grafik diatas, sebelum pubertas terjadi peningkatan pertambahan bobot badan, sedangkan saat pubertas terjadi puncak pertambahan bobot badan dna setelah pubertas mengalami penurunan kecepatan pertambahan bobot badan. Pada saat dewasa tubuh tidak terjadi peningkatan pertambahan bobot badan seperti grafik berikut
Gambar 1. Kurva Sigmoid Pertumbuuhan dan Posisi Pubertas (Dewasa Kelamin) dan Dewasa Tubuh
Apabila diamati pada grafik diatas, sebelum pubertas terjadi peningkatan pertambahan bobot badan, sedangkan saat pubertas terjadi puncak pertambahan bobot badan dna setelah pubertas mengalami penurunan kecepatan pertambahan bobot badan. Pada saat dewasa tubuh tidak terjadi peningkatan pertambahan bobot badan seperti grafik berikut
Pada ternak betina terdapat tiga tingkatan perkembangan dan pendewasaan alat reproduksi :
Tingkat Pertama : Pendewasaan kelenjar hipofise sebagai penghasil hormon reproduksi. Terjadi pada rentang umur 3-6 bulan,
Tingkat Kedua : Pendewasaan ovarium sebagai penghasil sel telur (ovum). Terjadi pada rentang umur 6-12 bulan, dan
Tingkat Ketiga : Pendewasaan uterus (rahim) sebagai tempat perkembangan embrio/janin pada saat bunting. Terjadi pada rumur > 3 Tahun.
Pubertas ini disebut juga dengan dewasa kelamin. Selain dewasa kelamin ada lagi istilah dewasa tubuh. Nah, pubertas atau dewasa kelamin ini terjadi sebelum dewasa tubuh. Jadi ternak akan mengalami dewasa kelamin dulu (pubertas) baru setelah itu mengalami dewasa kelamin. Pubertas biasanya terjadi apabila bobot dewasa tubuh hampir tecapai dan kecepatan pertumbuhan mulai menurun. Umur dan bobot tubuh ternak pada saat timbulnya pubertas berbeda-beda menurut spesiesnya yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Umur dan Bobot Tubuh Saat Birahi Pertama Pada Berbagai Ternak
Jenis Ternak
|
Umur Pubertas (bulan)
|
Berat Pubertas (Kg)
|
Umur Pertama Kawin (Dianjurkan)
|
|
Rata-rata
|
Kisaran
|
|||
Kuda
|
18
|
10 – 24
|
Tergantung ukuran dewasa
|
24 – 36 Bulan
|
Sapi
|
6 – 18
|
4 – 24
|
160 – 270
|
14 – 22 Bulan
|
Domba
|
-
|
6 – 12
|
27 – 34
|
12 – 18 Bulan
|
Ternak muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan badanya memungkinkan untuk mengalami kebuntingan dan kelahiran normal. Sapi-sapi dara sebaiknya dikawinkan berdasarkan ukuran dan bobot bukan berdasarkan umur.
Pubertas pada ternak betina ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Hormon
Sebuah penelitian dilakukan dengan menginduksi hormon estrogen dan progesteron pada uterus (rahim) sapi dara dengan umur rata-rata 8,5 bulan dan bobot tubuh 249 Kg sebelum masa pubertas. Hasilnya menunjukkan sapi-sapi yang diinduksi tersebut mengalami birahi dan ovulasi dibandingkan sapi kontrol (tidak diinduksi hormon), namun tidak berbeda dalam hal tingkat kebuntinganya. Hal ini menunjukan bahwa induksi hormon mempengaruhi fertilitas pada sapi.
Penelitian lain dilakukan dengan pemberian estrogen dan progesteron pada sapi dara jenis Angus dan Hereford dengan umur 12 - 14 bulan dan bobot tubuh 278 Kg yang disilangkan dengan Charolais. Hasilnya, sapi-sapi perlakuan mengalami birahi dan tingkat konsepsi yang berbeda nyata dengan sapi-sapi kontrol.
2. Genetik
Faktor genetik yang berpengaruh pada pubertas dicerminkan dengan adanya perbedaan-perbedaan antar bangsa, strain, dan persilangan. Bangsa sapi perah mencapai pubertas lebih cepat dibandingkan dengan sapi potong. Sapi-sapi brahman dan Zebu mencapai pubertas 6-12 bulan lebih lambat dari pada bangsa sapi Eropa.
Pengaruh bangsa terhadap umur pubertas didemonstrasikan dengan membandingkan sapi besar dan sapi kecil. Penelitian di Nebraska membagi sapi menjadi 3 kategori yaitu bangsa sapi dengan pubertas pendek (Persilangan Jersey), pubertas sedang (Persilangan Hereford dengan Angus dan South Davon), dan pubertas panjang (Persilangan Charolais). Hasilnya persilangan sapi Jersey mengalami pubertas pada umur 322 hari dibandingan dengan persilangan yang lain 364-415 hari. Bobot tubuh yang dicapai saat pubertas pada persilangan Jersey yaitu 219 Kg, sedangkan yang lain 266-303 Kg.
3. Nutrisi
Kekurangan pakan pada ternak menyebabkan penundaan pubertas sedangkan kelebihan pakan akan memperpendek pubertas. Hal ini karena pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi akan terhambat apabila ternak betina mengalami kekurangan pakan baik secara kuantitas maupun kualitas.
Tabel 2. Umur dan Bobot Tubuh Sapi Holstein Pada Birahi Pertama
Kualitas
Pakan (TDN)
|
Umur
Saat Birahi Pertama
|
Bobot
Tubuh saat Birahi Pertama (Kg)
|
||||
Kisaran
(Minggu)
|
Rata-rata
(Minggu)
|
Kisaran
(Bulan)
|
Rata-rata
(Bulan)
|
Kisaran
|
Rata-rata
|
|
Rendah (60%)
|
59
– 80
|
72
|
13,6
– 18,5
|
16,6
|
195,2
– 261,05
|
245,16
|
Normal (100%)
|
37
– 55
|
49
|
8,5
– 12,7
|
11,3
|
199,8
– 295,1
|
263,32
|
Tinggal (140%)
|
29
– 43
|
37
|
6,7
– 9,9
|
8,5
|
208,8
– 290,6
|
263,32
|
Sapi Holstein yang diberi makan dengan tingkat energi yang tinggi, sedang, dan rendah memperlihatkan umur dan bobot tubuh yang berbeda saat pubertas. Semakin tinggi tingkat energi yang diberikan, umur pubertas semakin cepat.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti temperatur dan kelembaban dapat menyebabkan penundaan pubertas. Kelompok sapi yang berada pada daerah bertemperatur tinggi (Brahman dan Shorthorn) dapat tumbuh lebih cepat namun pubertasnya tertunda dibanding dengan kelompok sapi yang berada pada daerah bertemperatur rendah (Santa Gertrudis).
Umumnya sapi yang dikandangkan pada suhu 10 derajat Celsius mencapai pubertas pada umur 300 hari, suhu 28,9 Derajat Celsius pada umur 398 hari, dan kandang terbuka mencapai pubertas pada umur 320 hari.
Faktor lingkungan lainya yang dapat mempercepat timbulnya pubertas adalah kehadiran penjantan pada sekelompok betina. Hal ini karena interaksi ternak jantan dan betina akan merangsang perkembangan kelenjar endokrin dan saluran reproduksi sehingga ternak akan lebih cepat mencapai pubertas.
B. Pubertas pada Ternak Jantan
Seperti yang telah disebutkan diatas, tanda-tanda fisik ternak jantan yang pubertas memang tidak terlihat jelas. Namun, pubertas pada ternak jantan ditandai dengan diproduksinya hormon androgen dan spermatozoa, berkembangnya organ-organ reproduksi dan mampu untuk melakukan kopulasi (perkawinan).
Kriteria lain yang menandai pubertas pada ternak jantan yaitu adalah adanya spermatozoa didalam epididimis, terjadi ejakulasi dengan adanya rangsangan elektrik, penis mengalami ereksi dan perpanjangan, penis mampu melewati preputium (kulit penis) dan libido ternak mulai tampak.
Kriteria lain yang menandai pubertas pada ternak jantan yaitu adalah adanya spermatozoa didalam epididimis, terjadi ejakulasi dengan adanya rangsangan elektrik, penis mengalami ereksi dan perpanjangan, penis mampu melewati preputium (kulit penis) dan libido ternak mulai tampak.
Tabel 3. Umur Pubertas dan Perkawinan Pertama Yang dianjurkan Pada Ternak Jantan
Jenis
Ternak
|
Umur
Pada Pubertas (Bulan)
|
Umur
Perkawinan Pertama (Dianjurkan)
|
|
Rata-rata
|
Kisaran
|
||
Kuda
|
18
|
12
– 24
|
18
– 24
|
Sapi
|
10
|
6
– 18
|
18
– 24
|
Domba
|
7
|
4
– 12
|
10
– 14
|
Pubertas pada ternak jantan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Hormon
Androgen dan gonadotrophin akan mengawali proses spermatogenesis. Androgen menstimulasi perkembangan penis dan kelenjar pelengkap, serta keinginan kawin. Pada sapi Holstein kadar ICSH (Interstitial-Cell Stimulating Hormone) didalam plasma meningkat pada umur 6-9 bulan kemudian diikuti perkembangan organ-organ reproduksi dan terjadi spermatogenesis, akhirnya pubertas terjadi pada umur 9-10 bulan. Pengaruh hormon tersebut akan menyebabkan ukuran testis, kelenjar vasikularis, dan epididimis menjadi lebih berat.
Pada sapi umur 28 minggu telah ditemukan spermatozoa didalam tubulus seminiferus. Pendapat lain mengatakan aktivitas spermatogenesis dimulai pada umur 10 minggu dan spermatozoa dapat ditemukan pada umur 32 minggu. Pada kambing, peningkatan androgen dimulai pada umur 6 minggu dan pada umur 9 minggu dimulai spermatogenesis. Spermatozoa ditemukan pada umur 21 minggu pada saat bobot tubuh mencapai 28 Kg.
2. Genetik
Pengaruh genetik dapat dicatat pada semua ternak. Umut pubertas pada ternak berbeda-beda sesuai bangsa ternak. Walaupun bangsa ternaknya sama, pubertas juga terjadi dalam waktu yang berbeda. Bangsa ternak besar biasanya mencapai pubertas lebih lama dibandingkan dengan bangsa ternak kecil. Pada kondisi yang sama, bangsa Jersey (kecil) akan mencapai pubertas pada umur 6-8 bulan dibandingkan dengan Santa Gertrudis (Besar) yang pubertas pada umur 14-18 bulan.
3. Nutrisi
Kualitas dan kuantitas pakan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap pubertas. Kelebihan pakan akan mempercepat pubertas sedangkan kekurangan pakan akan memunda pubertas. Faktor pakan yang berpengaruh adalah TDN (Total Digestible Nutrient), energi, protein, dan komponen lainya.
Pejantan sapi perah yang diberi TDN dengan kadar 130%, 100%, dan 60% mampu memproduksi sperma pada umur 37, 43 dan 51 minggu, masing-masing bobot tubuhnya yaitu 292, 262, dan 235 Kg. Penelitian lain dilakukan pada sapi Holstein yang diberi pakan dengan TDN 100%, pubertasnya dicapai pada umur 45 minggu dan bobot 267 Kg sedangkan yang diberi pakan dengan TDN 60% pubertasnya dicapai pada umur 52 minggu dan bobot 160 Kg. Hasil tersebut menunjukan bahwa hubungan pakan dan ukuran badan sama baiknya dengan reproduksi.
Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap pubertas pada ternak jantan. Suhu lingkungan akan mempengaruhi persediaan pakan. Sebagai contoh pada musim dingin pejantan-pejantan yang sedang tumbuh dan mendekati pubertas akan mengalami penundaan pubertas.
Musim dingin juga berpengaruh terhadap pencapaian pubertas pada domba. Domba muda yang akan digunakan pada musim gugur untuk perkawinan pertama akan mengalami infertilitas pada musim panas yang berarti harus menunggu sampai mencapai umur satu tahun untuk bisa digunakan sebagai pemacek.
Segala informasi dalam artikel ini diambil dan dikembangkan dari buku diatas dengan seluruh hak ciptanya ada pada penulis dan penerbit buku