Berkreasi di Kala Pandemi: Membonsai Cabai Paprika

Sudah lebih dari 6 bulan Covid-19 merambah di Indonesia. Banyak kegiatan yang harus dilakukan di rumah (work from home). Adanya pembatasan aktivitas diluar rumah, tidak sedikit masyarakat meluangkan waktunya untuk berkreasi. Berkebun menjadi pilihan dari beberapa orang untuk menghilangkan rasa jenuh.

Tanaman bonsai tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bonsai adalah seni menanam pohon menjadi kecil dan unik. Mengembangkan bonsai bisa dimulai dari biji atau stek, pohon muda atau pohon kerdil alami yang ditransplantasikan ke dalam suatu wadah. Tinggi untuk tanaman bonsai sekitar 5 cm sampai 1 m. Supaya tanaman menjadi bonsai maka dilakukan pemangkasan pada cabang dan akar sesuai yang diinginkan. Varietas pinus, azalea, kamelia, bambu, dan plum merupakan tanaman yang sering dijadikan tanaman bonsai oleh masyarakat di Jepang [1].

Varietas tanaman yang memiliki daun kecil sangat cocok dibuat bonsai. Akan tetapi, pada dasarnya tanaman apapun dapat digunakan. Selain unik, tanaman bonsai memiliki nilai kreatifitas dan ekonomi yang tinggi lho. Harga tanaman bonsai bisa mencapai ratusan bahkan jutaaan untuk satu tanaman. Itupun tergantung dari jenis tanamannya. Kali ini kita akan berkreasi dengan tanaman cabai. Tanaman cabai apakah bisa di bonsai? Tentu bisa.

Mengenal Cabai Paprika

Cabai memiliki berbagai macam jenisnya seperti cabai rawit, cabai paprika, dan lain-lain. Cabai paprika merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki peluang bisnis yang prospektif. Selain itu, juga merupakan bumbu masak dan campuran dalam pengolahan makanan dan minuman. Tidak hanya itu, cabai paprika kerap digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan dan kosmetik. 

Buahnya sendiri memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, dan rasa. Bentuknya ada yang seperti tomat tetapi lebih bulat dan pendek dengan permukaannya yang bergelombang dan bersegi-segi. Ukuran buahnya pun beragam. Cabai paprika yang berbentuk bel (genta) memiliki ukuran yang pendek pepat, panjang, dan agak panjang. Bentuk yang seperti cabai hijau besar atau cabai merah besar biasanya memiliki ukuran yang lebih ramping, langsing, dan berujung [2].

Bagaimana Membonsai Cabai Paprika? 

Hal yang harus lakukan yaitu:

Pertama, memilih tanaman cabai yang pendek. Jarak antara pangkal akar dan ranting sekitar ≤ 20 cm. 

Kedua, bentuk ranting hingga tanamannya menjadi gundul. Setelah itu cabut tanamannya dan pilih tanaman cabai yang memiliki akar bagus. 

Gambar 1.  Tanaman Cabai Paprika
Ketiga, siapkan pot, polybag, atau sejenisnya yang sesuai dengan ukuran tanaman. Pastikan jumlah lubang pada pot banyak agar air dapat mengalir dengan baik. Isi pot yang sudah disiapkan dengan pupuk organik dan tanah dengan perbandingan 1:1.

Keempat, tanam cabai hingga muncul tunas baru.

Kelima, jangan lupa sirami tanaman cabai tiap sore atau pagi hari. Saat musim hujan penyiraman tanaman dapat dikurangi karena jika kelebihan air akan menyebabkan porositas tanah. 

Keenam, setelah tanaman terlihat mulai hidup, lakukan pemangkasan berpola secara rutin pada daun yang sudah besar. Pastikan tanaman yang sudah dipangkas mendapatkan sinar matahari yang cukup, minimal 3-6 jam sehari. Daya tarik utama dari tanaman bonsai adalah penampilan fisik dan morfologinya. Oleh karena itu, kita perlu mempertahankan penampilannya dengan memangkasnya secara rutin[1].  

Gambar 2. Hasil Akhir Pembonsaian
Terakhir, jangan lupa berikan perangsang buah agar bonsai cepat berbuah.

Bagaimana mudah bukan? Selain membudidayakan tanaman cabai untuk kebutuhan dapur, kita bisa mengindahkan tanaman cabai dengan membonsainya. Alhasil tanaman cabai akan terlihat lebih indah dan bisa dijadikan sebagai taman cabai paprika. 

Selamat mencoba!

Referensi:

[1] Kumar, P dan Padmanabh D. 2011. Bonsai: Symbol of Culture, Ideals, Money, and Beauty. Jurnal of Agril., Env. and Biotech. Vol 4(2): 115-118 (Lihat)

[2] Cahyono, Bambang. 2003. Cabai Paprika: Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Yogjakarta: Kanisius (Lihat)