E-Commerce dalam Pemasaran Produk Peternakan di Masa Pandemi

Pandemi COVID-19 sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Pemeritah Indonesia menghimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah dalam rangka memutus penyebaran rantai virus. Himbauan ini tentunya memberikan dampak kepada masyarakat terhadap aktiitas mereka. Mayarakat yang biasanya beraktivitas di luar rumah seperti bekerja, bermain, dan berbelanja kebutuhan rumah tangga harus tetap di rumah. Akan tetapi masyarakat harus tetap memenuhi kebutuhan pangan mereka. Oleh karena itu, mayoritas masyarakat di indonesia beralih dengan membeli kebutuhan pangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya secara online melalui E-Commerce. E-Commerce atau Electronic Commerce merupakan suatu kegiatan pembelian dan penjualan barang, jasa pelayanan, dan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara elektronik[1].

Pada saat ini permintaan pasar untuk barang-barang yang menunjang guna mengahadapi pandemi seperti ini meningkat tajam seperti masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, dan kebutuhan pangan. Selain untuk terhindar dari penularan virus COVID-19 , pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk senantiasa memenuhi kebutuhan pangan salah satunya yaitu kebutuhan protein hewani seperti daging, telur, dan susu. Beberapa perusahaan pangan mengalami pelonjakan permintaan yang tajam. Pemerintah juga menyatakan bahwa perusahaan yang bergerak di sektor makanan adalah garda kedua setelah tim medis dan aparat negara dalam penanggulangan wabah ini. Perkiraan kebutuhan daging sapi/kerbau peridoe Juni-Agustus 2020 mencapai 192.110 ton[2].

Pada tanggal 14 April 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) resmi bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi Grab dan Gojek serta beberapa e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia yang menjual produk pertanian dan produk peternakan serta menggandeng enam mitra usaha besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat selama pandemi COVID-19. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut terdiri dari daging sapi, ayam, ika, susu, dan produk jadi lainnya. Kementrian Pertanian merencanakan penyediaan kebutuhan distribusi seperti lokasi tambahan untuk setiap mitra usaha supaya masyarakat mendapatkan barang belanjaan lebih cepat dengan didukung lokasi pusat distribusi yang lebih dekat. 

Keenam mitra usaha yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Grab di antaranya adalah PT. Charoen Pokphan Indonesia (Prisma Freshmart), PT. Japfa Comfeed Indonesia (Best Meat), PT. Tri Putra Panganindo (Juragan Ayam), PT. Cimory, PT. Indoguna, dan PT. Agro Boga Utama (Meat and Fresh)[3]. Para mitra usaha tersebut merupakan penyedia daging sapi, ayam, ikan, susu, dan juga produk lainnya yang nantinya akan memanfaatkan platform digital Grab dalam pengiriman produk pangan tersebut ke berbagai wilayah di Indonesia yaitu Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Bali, dan Sulawesi Selatan dengan layanan grab express[4].

Selain keenam mitra usaha di atas yang menggunakan e-commerce untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pangan, beberapa mitra swalayan juga menawarkan layanan pemesanan secara online di antaranya adalah Giant, Indomaret, Ranch Market, Farmer’s Market, Carrefour/Transmart, dan lainnya. Kebanyakan penyedia produk peternakan secara online sasaran konsumennya masih di seputar kota besar seperti Jabodetabek, contohnya Meyer food salah satu startup yang berfokus pada pemasaran daging ayam, bisnis yang didirikan oleh Renny Lim ini menjual berbagai jenis daging ayam, mulai dari daging ayam utuh, potongan, sampai olahannya seperti sosis maupun kornet baik berasal dari ayam broiler maupun ayam kampung sudah menjangkau konsumen di wilayah Jakarta, Banten, Bekasi, Bogor, Depok, Sukabumi, dan Surabaya[5].

Dengan demikian, adanya kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan beberapa mitra usaha penyedia produk peternakan melalui e-commerce, masyarakat merasa sangat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pangan khususnya kebutuhan protein hewani sekaligus mematuhi himbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas di rumah. Sehingga masyarakat merasa tidak perlu lagi untuk keluar berbelanja kebutuhan pangan. Para pelaku UMKM penyedia produk peternakan berharap kerja sama tersebut dapat memudahkan penjualan hingga ke seluruh elemen masyarakat. Para pedagang dan UMKM penjual daging, susu, dan telur yang sebelumnya berjualan di pasar tradisional sangat disarankan untuk mengambil peluang dalam memanfaatkan teknologi informasi seperti penggunaan e-commerce dalam pemasaran produk peternakan. Harapan ke depannya, anak-anak muda dapat memetakan kebutuhan wilayah terhadap produk peternakan seperti daging, susu, dan telur seberapa banyak serta mencari suplai dan pasokannya dari daerah-daerah mana yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pemerintah juga diharapkan dapat senantiasa bekerja sama dan membimbing peternak-peternak kecil untuk menjadi salah satu pelaku e-commerce dalam pemasaran produk peternakan sehingga dapat mempertahankan permintaan produk.

Referensi :

[1] Wahyuningrum, T. dan D. Januarta. 2014. Perancangan WEB E-Commerce dengan Metode Rapid Application Development (RAD) untuk Produk Unggulan Desa. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan 2014 (Lihat)

[2] Dewan Redaksi Buletin Biro Perencanaan. 2020. Buletin Pembangunan Perencanaan Pertanian. Vol.1, No.2: 63 (Lihat)

[3] Maarif, N. 2020. Kementan Gandeng Grab dan 6 Mitra Usaha Distribusikan Kebutuhan Pangan. Diambil dari detikFinance edisi 14 April 2020 (Lihat)

[4] Grab Press Center. 2020. Grab Pastikan Indonesia terus Mendapatkan Akses Mudah pada Kebutuhan Pangan selama PSBB Melalui Kemitraan dengan Kementerian Pertanian dan Mitra Usaha. Diambil dari Grab.com Edisi 14 April 2020 (Lihat)

[5] Eka, R. 2020. Meyer Food Hadir sebagai Aplikasi "Online Grocery" Spesialis Daging Ayam. Diambil dari DailySocial edisi 20 April 2020 (Lihat)