Kiat Memilih Telur Konsumsi yang Baik

Telur merupakan produk pangan yang cukup populer dan banyak di konsumsi oleh masyarakat. berdasarkan data statistik, konsumsi telur ayam di Indonesia bertumbuh sebesar 1,61% dalam rentang waktu tahun 2009-2013. Hal ini karena telur ayam khususnya merupakan komoditas yang relatif terjangkau dan memiliki gizi yang tinggi sehingga diminati oleh masyarakat[1].

Namun telur dapat mengandung bibit penyakit yang berasal dari induk unggas yang terinfeksi, seperti bakteri Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp.biasanya ditemukan pada bahan pakan yang mengandung protein cukup tinggi sebagai media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu jenis bahan pakan yang mengandung protein tinggi adalah telur. Dalam keadaan tertentu atau dalam jumlah yang melebihi batas,mikroorganisme yang berada dalam telur tersebut dapat menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya[2]. Kemungkinan keracunan akan lebih tinggi pada konsumen yang mengonsumsi telur mentah, misalnya sebagai campuran jamu, karena mikroorganisme yang berada dalam telur tidak akan mengalami proses pematangan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella dikategorikan sebagai "Foodborne Zoonosis".

Selain itu, telur dapat tercemar kuman-kuman dari permukaan kulit telur atau lingkungan sekitar telur yang masuk melalui "celah" retakan kulit telur, sekalipun retakan tersebut sebesar helaian ramput yang sangat halus dan relatif sulit terlihat oleh mata. Oleh sebab itu, konsumen harus waspada dalam membeli telur konsumsi.

Ada 2 cara untuk mengetahui kualitas mutu telur secara langsung, 

Pertama, dengan cara melihat secara visual penampakan kerabang (kulit telur), Warna kerabang telur seragam, cerah dan sesuai dengan jenis unggas (contoh : jika ayam kampung maka warna kerabang telur putih mulus), Bentuk telur normal, Permukaan telur Halus, Mengkilap, Tidak ada kotoran (kotoran ayam, noda hitam, pengapurn) dan permukaan telur tidak retak. 

Kedua, dengan cara peneropongan. Menurut SNI No. 3926:2008 tentang telur ayam konsumsi, prinsip dasar dari melakukan peneropongan adalah dengan meneropong telur ke arah sinar yang lebih kuat sehingga dapat terlihat bagian dalam dan luar telur seperti keretakan kerabang, kantung udara (makin tua telur maka kantung udara akan tampak lebih besar), kuning telur, bercak-bercak darah dan pertumbuhan embrio[3].

Anjuran dalam memilih telur yang baik, antara lain:

1. Pilih telur yang relatif bersih. Kotoran yang ada pada kulit telur saat sampai dirumah dapat dibersihkan menggunakan lap kering atau basah (gunakan air bersih)

2. Pilih telur yang tidak retak kulitnya. Jika sesampai dirumah ditemukan telur yang retak, segera masak atau olah telur dengan pemanasan yang matang

3. Belilah telur yang dikemas dan telah mendapat Sertiikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) yang dapat dikenal tandanya pada kemasan.

Anjuran penanganan telur dirumah, antara lain :

1. Amati dan pisahkan telur yang kotor dan retak.

2. Simpan telur pada lemari pendingin dengan posisi bagian tumpul berada diatas (menghadap ke atas) dan bagian yang runcing berada di bawah (menghadap ke bawah). simpan telur pada rak dalam kulkas

3. Penyimpanan telur yang dianjurkan pada kulkas adalah maksimum 4 minggu, sedangkan jika telur disimpan pada suhu kamar maka masa simpan maksimum 10 hari.

Demikian kiat memilih telur konsumsi yang baik maka diharapkan konsumen dapat terhindar dari bahaya akibat mengonsumsi telur tercemar oleh bakteri atau kuman serta dapat memperoleh manfaat gizi yang baik bagi kesehatan tubuh.

Referensi :

[1] S, Dara. 2018. Pengawasan Mutu Pangan SNI Produk Pangan. Tugas akhir. (Lihat)

[2] Darmayani, S., Anita, R., & Vina, V. 2017. Identifikasi Bakteri Salmonella sp. pada Telur yang dijual di Pasar Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmiah Biologi. 5(1):21-26. (Lihat)

[3] Maimunah. Retno, N. 2017. Identifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Informatics for Educators and Professional. 2(1):51-60 (Lihat)