Konstratani: Langkah Awal Pembangunan Pertanian


Maraknya virus Covid-19 menuntut masyarakat di dunia termasuk Indonesia harus bertahan dalam menyediakan bahan pangan dan meminimalisir kegiatan impor bahan pangan. Menanggapi permasalahan tersebut, kementan memperkuat peran konstratani untuk memastikan ketersediaan pangan aman. Agar tujuan Kementerian Pertanian dapat terkawal dan terlaksana dengan baik, Kementerian Pertanian RI terus mendorong transformasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) bertransformasi menjadi BPP Konstratani.

Konstratani merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian nasional berbasis Teknologi Informasi. Transformasi BPP Konstratani saat ini menjadi program utama dalam membangun koordinasi hingga ke tingkat BPP di kecamatan. BPP sendiri berperan penting di tingkat kecamatan sebagai perantara dalam pelaksanaan program utama Kementan. Oleh karena itu, koordinasi dan sinkronisasi perlu dilakukan secara terus menerus.

Dilansir dari cybex.pertanian.go.id konstratani merupakan bentuk dari optimalisasi tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. BPP menjadi kelembagaan penyuluhan pertanian yang terdepan dan sangat strategis untuk mengawal program pembangunan pertanian[1].

Dalam melakukan pengembangan pembangunan pertanian di masa mendatang perlu adanya perhatian khusus terhadap penyuluh pertanian, karena penyuluh pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian pembangunan pertanian[2]. Meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan pertanian dan ditunjukkan dengan adanya kegiatan konstratani.

Siapakah sasaran Konstratani yang sebenarnya?

Diatur dalam Permentan RI No 49 Tahun 2019, sasaran program konstratani adalah penyuluh pertanian dan petugas lapangan seperti analis ketahanan pangan, petugas pertanian kecamatan, dan sebagainya. Selain itu, gapoktan, organisasi masyarakat, dan petugas informasi dan teknologi (IT) juga ikut berperan. Semua elemen tersebut harus saling berkoordinasi dalam menjalankan program tersebut. Membangkitkan pertanian melalui peningkatan produksi pertanian harus dimulai dari level paling bawah (nol) seperti di sawah, desa, hingga kecamatan. Selain itu, dalam mewujudkan konstratani yang terdepan membutuhkan SDM yang berkualitas dan berdedikasi.

Perlu diingat bahwa untuk mendukung program konstratani, sarana dan prasarana BPP harus diperkuat seperti perbaikan kantor BPP, perangkat teknologi (IT), sarana operasional BPP. Pelatihan untuk para penyuluh juga dibutuhkan untuk menunjang para penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan. Peran penyuluh konstratani menjadi kunci dalam pendampingan petani untuk meningkatkan hasil produksinya hingga ke pemasaran. 

Konstratani sebagai agen dari pembangunan pertanian memberikan titik balik bagi perkembangan pertanian di Indonesia. Melalui konstratani maka akan muncul bibit-bibit petani muda yang mulai merambah di dunia usaha tani dengan memanfaatkan sumber informasi dan teknologi. Ditambah lagi adanya KUR (Kartu Usaha Rakyat) yang akan memudahkan pengusaha khususnya petani lokal untuk mendapatkan modal dalam mengembangkan usahanya. 

Referensi:
[1] Cybex Extention. 2020. Membangun Konstratani di BPP Kedungkandang. Diambil dari http://cybex.pertanian.go.id Pada Rabu, 9 September 2020 (Lihat)
[2] Rangga, K. K., Mutholib A, Yanfika H, Listiana I, Nuryamasari I. 2020. Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Agribisnis Terpadu 13(1):1-16 (Lihat)