Mengatasi Masalah Kekeringan dan Gagal Panen Melalui "Drip Irrigation System"














Kemarau dan kekeringan masih menjadi musuh utama bagi para petani di Indonesia setiap tahunnya. Minimnya ketersediaan air menyebabkan banyak petani mengalami kegagalan panen. Minimnya pengetahuan dalam pengelolaan sistem irigasi dan penerapan teknologi menjadi faktor yang mendorong terjadinya gagal panen di musim kemarau. 

Kerugian yang ditimbulkan dari masalah kekeringan ini cukup besar jumlahnya dan hal tersebut sangat merugikan bagi petani maupun bagi konsumen. Petani akan mengalami penurunan pendapatan yang sangat tajam, sementara banyaknya jumlah produk pertanian yang gagal panen menyebabkan harga pangan melambung tinggi di pihak konsumen.

Sistem irigasi tetes atau drip irrigation dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan dan cocok diterapkan pada daerah yang kering. Irigasi tetes adalah sistem irigasi yang memberikan air secara langsung pada tanaman dengan meneteskannya tepat di area perakaran maupun di permukaan tanah[1]. Sistem irigasi tetes dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air hingga 80-95%[2]. Sistem drip irrigation  atau irigasi tetes ini dapat menghemat penggunaan air karena hanya meneteskan air dengan debit kecil secara konstan pada sistem perakaran atau permukaan tanah.

Gambar 1. Sistem Irigasi Tetes

Sistem irigasi tetes memanfaatkan tekanan pompa sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan air dari bak penampung menuju pipa utama. kemudian dari pipa utama tersebut air dialirkan menuju pipa sekunder. pada umumnya pipa sekunder terbuat dari PVC dan memiliki ukuran yang lebih kecil dari pipa utama atau pipa primer. Lalu dari pipa sekunder air dialirkan menuju saluran lateral yang pada umumnya terbuat dari selang air. Terakhir air akan diteteskan melalui penetes atau emitter yang akan meneteskan air ke perakaran tanaman maupun kepermukaan tanah secara konstan[3].

Emitter atau penetes merupakan bagian yang cukup penting dalam sistem irigasi tetes. Emitter berfungsi untuk meneteskan air yang mengalir pada saluran lateral menuju sistem perakaran. Setiap emitter pada umumnya diletakkan berjarak satu sama lain dan menyesuaikan dengan jarak tanam tanaman. Emitter ini juga dilengkapi dengan pengatur air yang dapat mengatur debit dan volume air yang akan dikeluarkan sehingga dapat menyesuaikan terhadap kebutuhan tanaman.

Sistem irigasi tetes dapat menghemat tenaga manusia karena sistem ini bekerja sepanjang hari dan tidak perlu dikontrol secara rutin. Pemberian air yang dilakukan dengan debit yang telah ditentukan dan hanya dilakukan di daerah perakaran dapat mengurangi tingkat penetrasi air yang berlebih, evaporasi, dan limpasan permukaan. Kelebihan utama dari sistem irigasi tetes adalah mampu menghemat penggunaan air sehingga cocok untuk diterapkan di daerah yang kering dan dapat menjadi solusi kekeringan pada musim kemarau.

Dalam membangun sistem irigasi tetes perlu memperhatikan beberapa faktor seperti debit air, jarak antar emitter, lokasi atau tempat, dan pemeliharaan alat. Debit air dan jarak antar emitter memiliki peranan penting dalam keberhasilan sistem irigasi tetes. Pengaturan debit air harus dikontrol untuk menunjang pertumbuhan suatu tanaman. Lokasi atau tempat penerapan juga diusahakan tidak diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh hewan perusak. Pemeliharaan alat juga harus diperhatikan supaya tidak terjadi penyumbatan pada pipa maupun pada emitter.

Irigasi tetes dapat menjadi solusi bagi para petani sayur maupun buah yang sering dilanda kekeringan pada musim kemarau. Melalui perhitungan yang tepat dan penerapan teknologi maka masalah gagal panen akibat kekurangan air dapat diatasi. Melalui sistem ini petani tidak perlu khawatir lagi jika terjadi kemarau panjang di Indonesia

Referensi :

[1] Hadiutomo, K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor

[2] Yanto, H.,Tusi, A.,dan Triyono, S. 2014. Aplikasi Sistem Irigasi Tetes Pada Tanaman Kembang Kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L. Cauliflora DC) Dalam Greenhouse. Jurnal Teknik Pertanian Lampung 3(2):141-154 (Lihat)

[3] Ekaputra, E.G., Yanti, D., dan Irsyad, F. 2017. Rancang Bangun Sistem Irigasi Tetes Untuk Budidaya Cabai (Capsium Annum L) Dalam Greenhouse di Nagari Biaro, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jurnal Irigasi Universitas Andalas 11(2):103-112 (Lihat)