Problematik dan Pengendalian Seed Borne Disease pada Tanaman Padi

   

Seed Borne Disease atau penyakit terbawa benih merupakan jenis gangguan yang disebabkan adanya perkembangan jasad renik yang bersifat patogenik pada benih. Terdapat beberapa macam golongan patogen seperti bakteri, jamur, virus, insekta dan nematoda yang dapat terbawa oleh benih. Perkembangan patogen terbawa benih menjadi salah satu faktor pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tidak normal [1]. Akibat dari gangguan penyakit benih dapat terlihat dalam waktu dekat yaitu pada proses perkecambahan hingga pasca panen dan jangka waktu lama ketika kehadiran benih masuk dalam areal yang belum terinfeksi oleh tular benih tersebut [2].

Tanaman padi dengan perbanyakan budidaya melalui benih atau biji sangat rentan terkena penyakit terbawa benih. Problematik ini di latar belakangi oleh kebiasaan para petani di beberapa daerah yang beranggapan bertani hanya sebatas kebiasaan dan pasrah atau cenderung tidak berorientasi pada hasil. Kesalahan dominan yang seringkali ditemukan adalah tidak adanya perlakuan benih sebelum penyemaian. Kemudian dalam perendaman benih masih banyak petani yang merendam benih bersama kemasannya dengan hanya melubangi kemasan benihnya dan beranggapan mempermudah proses penirisan benih yang akan disemai. Akibatnya  muncul beberapa penyakit, sebagai contoh yang seringkali disebabkan oleh jamur menurut sebuah pengamatan diantaranya penyakit blas, culvularia, bercak daun coklat sempit dan stackburn yang berpotensi menimbulkan kerugian [3]. Selain itu, penyakit hawar daun bakteri, hawar pelepah daun dan layu daun juga sering ditemukan dan dampak lain dari penyakit terbawa benih akan menyebabkan ketidak seragaman pada proses perkecambahan.

Lantas Bagaimana cara pengendalian Seed Borne Disease pada Tanaman Padi?

Sebelum perendaman sangat disarankan untuk melakukan uji benih untuk mengetahui mutu benih yang akan digunakan. Umumnya dalam metode pengujian cara yang seringkali digunakan adalah dengan menggunakan beberapa larutan seperti garam dapur, urea, ZA, dan abu. Benih padi yang memenuhi syarat uji yaitu benih yang bernas atau tenggelam dalam larutan uji dengan konsentrasi 2% . Dalam praktik pengujian untuk mengetahui larutan tersebut memiliki konsentrasi sebesar 2% yaitu dengan mengaplikasikan telur ayam yang diletakkan pada larutan uji, apabila telur tersebut mampu mengapung maka nilai konsentrasi mendekati atau setara dengan 2%. 

Setelah mengetahui benih bernas atau tenggelam dalam larutan yang digunakan dapat dilakukan pembilasan dengan air bersih yang bertujuan untuk menghindari adanya keracunan benih. Kemudian dapat dilakukan perendaman benih padi selama semalam (24 jam). Sebelum proses penyemaian untuk memastikan kesiapan benih terlindung dari hama  dan penyakit dapat dilakukan perendaman dengan larutan Paenibacillus polymyxa , yaitu salah satu jenis agen hayati yang berasal dari jenis bakteri dan diperoleh secara alami. Sebuah Pengamatan pada benih padi varietas mekongga membuktikan bahwa konsentrasi 5 ml/L air untuk perendaman sebelum semai mampu menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi dan hasil produksi mampu mencapai 11,65 Ton/Ha [4].

Mutu fisiologis (viabilitas dan vigor), mutu fisik, mutu genesis dan mutu patologis merupakan acuan dalam melihat mutu benih [5]. Pentingnya mutu benih sangat mempengaruhi tingkat kualitas dan kuantitas hasil produksi budidaya tanaman padi. Terlebih lagi tanaman padi merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan para petani di Indonesia. Kesadaran petani terhadap pentingnya perlakuan benih padi adalah salah satu indikator kesiapan dalam kebangkitan petani memperoleh pandangan baru untuk menyelesaikan masalah-masalah yang seringkali dihadapi di lapang atau ketika proses budidaya.

Referensi :

[1] Chatri, M. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan: Penyakit pada Tumbuhan. Jakarta, ID: Kencana 

[2]  Rahayu, M. 2016. Patologi dan Teknis Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Aneka Kacang. Jurnal Buletin Palawija 14(2): 78-88 (Lihat)

[3] Defitri, Y. 2013. Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Penyakit pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Tanghari Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 13(4): 113-117 (Lihat)

[4] Syamsiah, M. 2015. Efektifitas Aplikasi Paenibacillus polymyxa dalam Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi Varietas Mekongga. Jurnal Agroscience 5(1): 24-28 (Lihat)

[5] Budiman, C. dan Ilyas, S. 2018. Pengaruh Perlakuan Benih Padi (Oryza sativa L.) yang Terinfeksi Xanthomonas oryzae PV. Oryze terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Hasil di Rumah Kaca. Jurnal Hexagro 2(1): 43-51 (Lihat)