Ekstrak Rebung untuk Mengurangi Biji Anggur

Anggur merupakan salah satu buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pada umumnya buah anggur dimanfaatkan sebagai buah meja untuk dikonsumsi secara langsung ataupun sebagai produk olahan seperti wine. Buah anggur memiliki kandungan vitamin C, B6, K, dan B1 yang berfungsi sebagai anti oksidan dan cukup bermanfaat bagi manusia[1]. Pada umumnya di Indonesia anggur dibudidayakan di daerah Probolinggo (Jawa Timur), Bali, dan Kupang (NTT). Banyak varietas atau jenis anggur lokal di Indonesia namun kualitasnya masih sangat jauh dibandingkan dengan anggur impor sehingga banyak anggur lokal yang kalah saing di pasaran.

Permasalahan yang terdapat pada anggur lokal adalah memiliki kulit yang tebal, daging yang tipis, dan terdapat banyak biji dalam satu buah. Selain itu, buah anggur lokal memiliki ukuran buah yang kecil dan memiliki ukuran yang tidak seragam dalam satu dompol. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas buah anggur lokal tersebut adalah dengan melakukan aplikasi senyawa giberelin alami pada buah anggur lokal. Senyawa giberelin alami salah satunya dapat berasal dari ekstrak rebung (bambu muda).

Ekstrak rebung (bambu) memiliki kandungan giberelin yang mampu memberikan pengaruh nyata pada beberapa variabel seperti ukuran atau panjang buah,jumlah biji, jumlah buah, dan rasa anggur pada buah. Hal tersebut dikarenakan ekstrak dari rebung mengandung hormon giberelin yang mampu memacu peningkatan pertumbuhan suatu tanaman dan membuat batang tanaman lebih panjang dari biasanya. Hormon giberelin dapat berpengaruh pada pembentangan sel, pembuahan, serta pematangan buah. Hormon giberelin mampu memicu terjadinya pembelahan pada sel buah sehingga ukuran buah menjadi lebih besar. Hormon giberelin yang terdapat pada ekstrak rebung juga dapat memicu pertumbuhan dan pemanjangan pada sel sehingga buah anggur yang dihasilkan akan lebih panjang dan memiliki kepadatan buah yang tidak terlalu padat. Buah anggur yang diaplikasikan dengan senyawa giberelin dapat memilii rasa yang 22,8% lebih manis dibandingkan dengan anggur tanpa giberelin[2]. Hal tersebut karena giberelin yang terdapat pada rebung mampu memecah senyawa amilum sehingga dapat menghasilkan glukosa. Oleh karena itu buah anggur lokal yang diberikan senyawa giberelin mampu memiliki rasa yang lebih manis.

Buah anggur yang diberi senyawa giberelin dapat mengurangi jumlah biji pada suatu buah dengan presentase pengurangan sebesar 54%[2]. Hal tersebut dikarenakan pada ekstrak rebung terdapat giberelin yang mampu menghambat proses fertilisasi sehingga biji yang dihasilkan akan lebih sedikit. namun aplikasi giberelin pada buah anggur lokal ini tidak dapat menghilangkan biji secara sepenuhnya, giberelin ini hanya menghampat dan meminimalisir terjadinya proses fertilisasi sehingga biji ang dihasilkan akan lebih sedikit.

Referensi:
[1] Zubaidah, E., dan Veronica, C. 2014. Studi Aktivitas Antioksidan Cuka Berbasis Buah Anggur Bali (vitis vinifera) Utuh dan Tanpa Kulit. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 7(2): 95-103 (Lihat)

[2] Isnaini., Mayadewi, N.N.A., dan Artha, I,N. 2018. Upaya Perbaikan Kualitas Buah Anggur Bali (Vitis vinifera L. Var Alphonso Lavalle) Melalui Aplikasi GA dari Eksstrak Rebung Bambu pada Stadia Bunga Mekar. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol 7(1): 130-140 (Lihat)