Potensi Melaleuca alternifolia Terhadap Pertanian di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah sumber daya alam yang sangat besar yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah tanaman-tanaman herbal. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan bumbu dapur, tanaman-tanaman herbal tersebut memiliki potensial untuk diubah menjadi essential oil. Pada saat ini dan masa yang akan datang, essential oil memiliki peranan dalam kehidupan manusia dimana dari tahun ke tahun permintaan akan essential oil dalam negeri maupun luar negeri semakin meningkat. Untuk mengantisipasi tuntutan akan kebutuhan essential oil di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri produksi essential oil baik dalam skala produksi besar, menengah, ataupun kecil (home industry).

Essential oil merupakan jenis minyak yang disuling dari berbagai macam tumbuhan seperti serai, akar wangi, cengkeh, kayu manis, nilam, mawar dan lain-lain. Essential oil diperoleh dari akar, batang dan daun tanaman yang diekstraksi terlebih dahulu[1][2]. Tanaman yang biasa digunakan pada pembuatan essential oil adalah tanaman asli Indonesia. Namun, terdapat tanaman yang bukan berasal dari Indonesia yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan essential oil. Tea tree (Melaleuca alternifolia) adalah tanaman asli Australia yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan essential oil.

Gambar 1. Tea tree (Melaleuca alternifolia

Tea tree (Melaleuca alternifolia) adalah spesies pohon dalam keluarga Myrtaceae. Merupakan tanaman asli endemik Australia lebih tepatnya di Queensland Tenggara dan pantai utara yang berdekatan dengan New South Wales di mana tanaman ini umumnya tumbuh disepanjang sungai dan disekitar rawa-rawa. Tea tree memiliki daun yang sederhana dan lebar dan merupakan tumbuhan yang fotoautotrof[3]. Tea tree atau yang dikenal dengan pohon teh adalah semak tinggi atau pohon kecil dengan genus Melaleuca dan berada di keluarga Myrtaceae dengan tinggi semak 5-8 meter, diameter kayu rata-rata dari cabang batang 2-3 mm dan kulit batang berwarna pucat. Daunnya sempit dengan panjang 10-35 mm dan lebar 1 mm. Berbunga pada awal musim panas, bunganya berwarna putih dengan panjang 3-5 cm (1-2 in) berkelompok dan memiliki kelopak. Buahnya berbentuk hampir seperti cangkir dengan diameter 2-3 mm.

Pemanfaatan tea tree sebagai bahan baku pembuatan essential oil telah dilakukan oleh berbagai negara, seperti Australia, China, Thailand, Kenya, dan Indonesia. Tea tree oil sendiri memiliki potensi pasar yang besar di berbagai negara, seperti Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, dan LAMEA. Berdasarkan pengaplikasiannya, tea tree oil digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri, Pemanfaatan tea tree oil pada industri kosmetik menyumbang nilai yang lebih tinggi karena penggunaannya dalam berbagai jenis produksi kosmetik, seperti sampo dan kondisioner, lotion kulit, obat kumur, sabun mandi, deodorant, dan krim wajah. Tea tree oil semakin terkenal di seluruh dunia karena kemampuannya dalam membunuh berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur[4].

Berdasarkan pengguna akhir (end-user), pasar tea tree oil tersegmentasi atas produsen FMCG (Fast Moving Consumer Goods), perusahaan kosmetik, perusahaan farmasi, dan lain-lain. Perusahaan kosmetik memiliki pangsa nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan end-user potensial lainnya. Hal ini terjadi karena banyaknya permintaan tea tree oil dalam produksi berbagai jenis produk kosmetik. Pada perusahaan farmasi, tea tree oil banyak digunakan karena sifat anti-inflamasi dan anestesinya yang membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri, sementara sifat anti-bakterinya dapat mencegah infeksi. Selain itu, tea tree oil juga dapat membantu menyembuhkan penyakit kulit, luka bakar, bisul, kutil, ruam kulit, kutu, gigitan serangga, dan infeksi jamur. Beberapa hal tersebut menyebabkan tea tree oil banyak digunakan dan dikembangkan dalam bidang farmasi[4].

Berdasarkan wilayah, industri berbasis tea tree oil banyak dimanfaatkan di Amerika Utara, Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika Latin, Asia Tengah, Afrika (LAMEA). Terjadi peningkatan permintaan tea tree oil dikalangan konsumen di negara-negara maju Amerika Utara dan Eropa. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap produk alami kosmetik dengan efek samping yang kecil serta memiliki banyak manfaat. Kawasan Asia Pasifik, memberikan peluang besar bagi pertumbuhan pasar tea tree oil karena banyaknya permintaan produk kosmetik dan farmasi berlabel alami, bebas bahan kimia, dan memiliki efek samping yang kecil[4].

Melihat potensi tea tree di pasar dalam dan luar negeri, maka perlu pengotimalan pemanfaatan tea tree oleh petani dan pemerintah. Tea tree memiliki potensi pasar yang besar yang dapat memperbaiki ekonomi petani di Indonesia apabila dimanfaatkan dengan baik. Pengolahan yang baik akan meningkatkan kualitas tea tree oil sehingga harga pada pasar juga akan meningkat.Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan petani dalam penanaman dan pengolahan tea tree di Indonesia. 

Referensi:

[1] Bey-Ould Si Said, Z., Haddadi-Guemghar, H., Boulekbache-Makhlouf, L., Rigou, P., Remini, H., Adjaoud, A., Khoudja, N. K., & Madani, K. 2016. Essential oils composition, antibacterial and antioxidant activities of hydrodistillated extract of Eucalyptus globulus fruits. Industrial Crops an Products, 89(May), 167–175 (Lihat)
[2] Kusuma, H. S., & Mahfud, M. 2017. Microwave hydrodistillation for extraction of essential oil from Pogostemon cablin Benth: Analysis and modelling of extraction kinetics. Journal of Dermatological Science, 4, 46–54. (Lihat)
[3] Encyclopedia of Life. 2020. Melaleuca alternifolia (Maiden & E. Betche) Cheel. (Lihat)
[4] Allied Market Research. 2018. Harga tea tree oil. (Lihat)